Bahaya Jahil akan Ilmu Agama |
Oleh: Ust.Muhammad Abduh Tuasikal
(Bagian Pertama)
(Bagian Pertama)
Tuntunan zaman dan semakin canggihnya teknologi menuntut generasi muda untuk bisa melek akan hal itu. Sehingga orang tua pun berlomba-lomba bagaimana bisa menjadikan anaknya pintar komputer dan lancar bercuap-cuap ngomong English. Namun sayangnya karena porsi yang berlebih terhadap ilmu dunia sampai-sampai karena mesti anak belajar di tempat les sore hari, kegiatan belajar Al Qur’an pun dilalaikan. Lihatlah tidak sedikit dari generasi muda saat ini yang tidak bisa baca Qur’an, bahkan ada yang sampai buku Iqro’ pun tidak tahu.
Merenungkan Ayat
Ayat ini yang patut jadi renungan yaitu firman Allah Ta’ala,
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar Ruum: 7)
Ath Thobari rahimahullah menyebutkan sebuah riwayat dari Ibnu ‘Abbas yang menerangkan mengenai maksud ayat di atas. Yang dimaksud dalam ayat itu adalah orang-orang kafir. Mereka benar-benar mengetahui berbagai seluk beluk dunia. Namun terhadap urusan agama, mereka benar-benar jahil (bodoh). (Tafsir Ath Thobari, 18/462)
Fakhruddin Ar Rozi rahimahullah menjelaskan maksud ayat di atas, “Ilmu mereka hanyalah terbatas pada dunia saja. Namun mereka tidak mengetahui dunia dengan sebenarnya. Mereka hanya mengetahui dunia secara lahiriyah saja yaitu mengetahui kesenangan dan permainannya yang ada. Mereka tidak mengetahui dunia secara batin, yaitu mereka tidak tahu bahaya dunia dan tidak tahu kalau dunia itu terlaknat. Mereka memang hanya mengetahui dunia secara lahir, namun tidak mengetahui kalau dunia itu akan fana.” (Mafatihul Ghoib, 12/206)
Penulis Al Jalalain rahimahumallah menafsirkan, “Mereka mengetahui yang zhohir (yang nampak saja dari kehidupan dunia), yaitu mereka mengetahui bagaimana mencari penghidupan mereka melalui perdagangan, pertanian, pembangunan, bercocok tanam, dan selain itu. Sedangkan mereka terhadap akhirat benar-benar lalai.” (Tafsir Al Jalalain, hal. 416)
Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi hafizhohullah menjelaskan ayat di atas, “Mereka mengetahui kehidupan dunia secara lahiriah saja seperti mengetahui bagaimana cara mengais rizki dari pertanian, perindustrian dan perdagangan. Di saat itu, mereka benar-benar lalai dari akhirat. Mereka sungguh lalai terhadap hal yang wajib mereka tunaikan dan harus mereka hindari, di mana penunaian ini akan mengantarkan mereka selamat dari siksa neraka dan akan menetapi surga Ar Rahman.” (Aysarut Tafasir, 4/124-125)
Lalu Syaikh Abu Bakr Al Jazairi mengambil faedah dari ayat tersebut, “Kebanyakan manusia tidak mengetahui hal-hal yang akan membahagiakan mereka di akhirat. Mereka pun tidak mengetahui aqidah yang benar, syari’at yang membawa rahmat. Padahal Islam seseorang tidak akan sempurna dan tidak akan mencapai bahagia kecuali dengan mengetahui hal-hal tersebut. Kebanyakan manusia mengetahui dunia secara lahiriyah seperti mencari penghidupan dari bercocok tanam, industri dan perdagangan. Namun bagaimanakah pengetahuan mereka terhadap dunia yang batin atau tidak tampak, mereka tidak mengetahui. Sebagaimana pula mereka benar-benar lalai dari kehidupan akhirat. Mereka tidak membahas apa saja yang dapat membahagiakan dan mencelakakan mereka kelak di akhirat. Kita berlindung pada Allah dari kelalaian semacam ini yang membuat kita lupa akan negeri yang kekal abadi di mana di sana ditentukan siapakah yang bahagia dan akan sengsara.” (Aysarut Tafasir, 4/125)
Itulah gambaran dalam ayat yang awalnya menerangkan mengenai kondisi orang kafir. Namun keadaan semacam ini pun menjangkiti kaum muslimin. Mereka lebih memberi porsi besar pada ilmu dunia, sedangkan kewajiban menuntut ilmu agama menjadi yang terbelakang. Lihatlah kenyataan di sekitar kita, orang tua lebih senang anaknya pintar komputer daripada pandai membaca Iqro’ dan Al Qur’an. Sebagian anak ada yang tidak tahu wudhu dan shalat karena terlalu diberi porsi lebih pada ilmu dunia sehingga lalai akan agamanya. Sungguh keadaan yang menyedihkan.
Insya Allah Bersambung...
ada baiknya juga direnungi haditz ini (walau kesahihan-nya masih diragukan)..Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China :)
BalasHapusPeran dari orang tua sangat menentukan bagi anak-anak muslim skrg ini. Memang benar kebanyakan kaum mUslim saaat ini "lebih bangga" jika anak-anak mereka pandai di dunia teknologi, pandai bahasa asing (inggris),mengikuti trend mode, dsb daripada pandai ilmu agama dan bahsa Arab yg akan membawa kebaikan dunia & akhirat...sungguh ironis ya..-__-
BalasHapus@BlogS of Hariyantoperumpaan yg bagus sob.., :)
BalasHapusiya.. ironis ya.. bagaimana nanti kalau orang tuanya meninggal sedangkan sang anak tidak bisa mengaji karena sibuk mengejar pengetahuan 'duniawi'? mosok cuma bisa nangis2 dalam bahasa inggris atau sibuk update status bikin announcement akan kehilangannya itu -_-"
BalasHapusbahaya jika bodoh keduanya ya sob, kita sebaiknya seimbang antara urausan dunia dan akhirat
BalasHapustrims sharingnya:}
yah begitulah, manusia lupa kalau mereka akan kembali kepada-Nya
BalasHapuslalai dgn akhirat tapi sangat cinta dunia
@Fitriantoiya benar banget sob.., kebanyakan org tua sekarang emank gitu.., sungguh ironis..!
BalasHapus@Muro'i El-Barezyilmu agama hrs lbih diutamakan dr ilmu dunia.., jd dlm utusan dunia gaptek dikit gk apa2 lah.., tp klo jahil urusan agama ini bahaya... :)
BalasHapus@Ario Antokoiya benar banget.., gemerlap dunia membuatakan mereka...!
BalasHapus@NFiya..., org tua sama nak sekarang sama aja.., org tua ma anak sibuk pikir update status.. :)
BalasHapuswow...nice posting sob, pelajaran buat ane juga nih..thanks ya
BalasHapussetuju dengan pendapat Muro'i El-Barezy. harus seimbang, agar terjadi harmonisasi diantara keduanya :D
BalasHapusMengingat agar kita lebih proporsional antara urusan dunia dan akherat:) TFS ya...
BalasHapus@Lala Khasanahsama2.., terima kasih jg tlah berkunjung :)
BalasHapus@Ririe Khayanbenar banget mbk.., sy setuju sekali klo dibahasakan dgn kata 'Proposional', jd bukan dgn kata 'diseimbangkan', cz sampai kapan pun gk ada yg bisa menyeimbangkan dunia & akhirat...,walaupun dia seorg ulama.. :)
BalasHapus@Stupid monkeyseimbang gk selamax harus disamakan.., sy setuju klo seimbang dlm artian adil tp adil gk selamax harus diseimbang..., cz ilmu dunia harus diberatsebelahkan/diutamakan dr ilmu dunia... :), kapan2 kita bahas ya..
BalasHapus. . wouwwwwww,, bagus juga nich artikel. smoga para ortu bisa berubah cara berfikirnya, setelah baca artikel ini. .
BalasHapusIni cuma masalah fanatik, kok! Pas kita fanatik ama sesuatu mestinya total! Total menuntut ilmu dunia, tp fanatik tetep pd ilmu agama!
BalasHapusNice share, sob!
wah pelajaran buat ane juga ni gan :D, makasih yh untuk sharenya
BalasHapuskebetulan nih, bisa dijadiin referensi pelajaran agamaku, hehe
BalasHapusbagaian dari sistem memang. kebanyakan dari kita hanya ngurusin syariat tanpa tahu sebab hakekat atau BILLAH. makanya kalau anak pinter dan seterusnya kita keburu lupa yang menjadikan pinter siapa..? hehe malah curhat ya.. syukron
BalasHapus@Lentera Langit setuju
BalasHapuskarena bodoh urusan agama akan berbahaya bagi dirinya dan orang di sekitarnya :D
Maka dari itu sebenarnya anak harus dari kecil di biasakan mengaji dan kebiasaan baik lainnya
BalasHapusKunjungan siang hari sobat
BalasHapusjadi pendingin hati yang sedang melanda
BalasHapusBelajar banayak di sini sahabat.
BalasHapusSebuah perenungan diri agar lebih baik lagi kedepannya
harus pintar ilmu dunia akherat
BalasHapusbaru benar2 mantab…
saya sendiri baru mulai lagi belajar ilmu agama, tersentil dengan omongan sambil lalu Ibu saya "waktu kamu sudah habis untuk mengejar duniawi yang masih saja terasa kurang, kapan mau mengejar akhiratnya? Mama cuma takut nantinya kamu menyesal, sudah miskin di dunia, di akhirat pun ga punya apaapa"
BalasHapusdreeeeng
@eksakterima kasih.. :)
BalasHapus@Aldio Blogsama2.., smg bermanfaat :)
BalasHapusini benar-benar bahaya kalau sudah seperti ini sobat lebih pintar urusan dunia dibandingkan urusan agama...
BalasHapusmenurut saya lebih enak belajar agama dengan mengamalkan ilmu agama ke dunia. misalnya, kita niatkan bahasa ingris yang kita kuasai untuk memperdalam dan mempelajari karunia alloh, itu amalan dunia yang berbtuntut surga, jadi sekali menyelam minum air. bukan begitu bang?
BalasHapusiya, kita kadang sering terlena untuk mengejar dunia, soalnya akhirat terlihat tidak nyata sie.
BalasHapus@Wisata Murahiya syukran juga :)
BalasHapus@Imtikhanterima kasih, kmu jg sob sukses selalu ya.. :)
BalasHapus@system of blogiya sob.., kan malu klo sdh tua tdk tau ngaji :)
BalasHapus@Master Software Mobileterima kasih :)
BalasHapus@cik awiterima kasih :)
BalasHapus@Blog Keperawatansemoga bermanfaat.., :)
BalasHapus@anisayuiya mbk yg terpenting adalah Ilmu Agama.., klo pun ilmu dunia tdk menguasai gpp, asalkan jgn jg terlalu gaptek :)
BalasHapus@Tiesaiya benar banget., dan emank bnyk nti org2 yg kaya dunia tp miskin akhirat dan ini bahayaa..! :)
BalasHapus@Asis Sugiantosmg aja kedepanx semux gk demikian :)
BalasHapus@cerita anak kostiya benar benget.., seharusx niatx gitu.., mencari ilmu dunia dgn maksud mengenal Allah lbih dekat.. :)
BalasHapus@Peduli AlamKubenar banget.., scr kasat mata emank benar sob.., akhirat tdk nyata tp klo mau direnungkan maka dia nyata bahkan terlihat tiap hari bahkan tiap detik.., mislx aja kematian.., klo kabar kematian yg kita dengar seharusx langsung kita teringat akah AKHIRAT.. :)
BalasHapusbetul bgt sob, setuju semua dgn yg kamu katakan diatas, harusnya ilmu dgn agama itu berjalan selaras, gak blh ada ketimpangan.
BalasHapusanak2 jaman skrg lbh suka nongkrong diwarnet ketimbang di masjid utk mengaji.
sangat prihatin..
jaman sekarang ini banyak yg pinter dlm ilmu dunia aja, bahkan dr orang muslim byk yg dalih2 dakwah, tp niatnya hny semata demi harta dan kepopuleran, semoga Alloh s.w.t. membuka hati kpd orang yg niat nya seperti itu
BalasHapus@Penghuni 60iya benar sob..., :)
BalasHapus@Dedy Irawan AzAamiin... :)
BalasHapuswooo, blognya bagus yah kalo liat dari PC. ehhh aku interest banget saat liat judulnya :) matafff
BalasHapusWew belum update nih bang :)
BalasHapusApakah telah tiba masanya orang tua takut anaknya tidak makan jika nanti orang tuanya tiada, bukan takut akan menyembah dan mendewakan iptek tanpa imtak. Salam dari pamekasan madura
BalasHapusKAlo pintar dua-duanya bisa lebih bagus
BalasHapuswihihihiii... sayang banget ya klo cma pinter/mikir duniawi aja, hemm,,,,
BalasHapuspaling ngga' antara dunia n akhiratnya musti bisa se imbang... ^^
ustd yg diatas itu siapa? hehhe..mau tahu aja..
BalasHapusyah bersambung... smoga saia tidak bodoh dan menjadi jahiliyah kembali.. stlah bisa memahami tulisan diatas...
krna ornag pintar adalah bukan brti ia hrs menguasai smw pndiidkan dunia,. Melainkan agamanya. Tapi liat INDONESIA kebanyakan mmtingkan pendidikan yg jauh dari kehidupan akhirat yg akhirnya terjebak,,,#dalam sangkar.. hehe..
@Faizal Indra kusumaterima kasih :)
BalasHapus@Imtikhaniya klo bisa :)
BalasHapus@Aku harus apa sekarang. . .?iya ni sob.., terima kasih telah datang lagi :)
BalasHapus@Citro Mdurobenar banget kata2x mas..., terima kasih.. :)
BalasHapus@kumpuliya lebih bagus :)
BalasHapus@Lelyiya benar. :) terima kasih..
BalasHapus@Annur EL- Kareemust yg klo gk salah saat ini sedang melanjutkan kuliah jurusan teknik di Madinah..., bnyk tulisan2 beliau di blog sy
BalasHapus:)
Wah, bener banget nih postingan, globalisasi makin meracuni dunia, boro-boro mau mempelajari ilmu agama, kebiasaan Maghrib Mengaji saja sudah banyak ditinggalkan, waduh, alangkah lebih baik seimbang antara ilmu agama dan dunia....
BalasHapuswaahh artikelnya sangat bermanfaat sob..
BalasHapusemang bener sob diera modern ini anak2 kebanyakan pintar dalam ilmu dan tehnologi, namun sayang kadang kepandaiannya tidak dibekali dengan pondasi agama dan keimanan yang kuat..
Nice post sob thanks..
Kunjungan malam mas
BalasHapusSebaiknya ilmu antara dunia dan akhirat sama porsinya jadinya bahagia di dunia dan di akhirat
@Lentera Langitwah ya ya... harusnya kita bisa lebih peka, terutama mata hati kita.
BalasHapusKunjungan jum'at malam sob..
BalasHapusArtikelnya mantap Om, memberikan nasehat bermanfaat? Makasih
BalasHapusJleb. Artikelnya dalem. Semoga dengan adanya artikel blog begini, jadi berkurang kebodohan saya dalam hal agam.
BalasHapus