Home » » Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar

Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar

Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Segala puji  bagi Allah atas berbagai macam nikmat yang Allah berikan. Shalawat dan salam atas suri tauladan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarganya dan para pengikutnya

Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar *** Semua pasti telah mengetahui keutamaan malam Lailatul Qadar. Namun, kapan malam tersebut datang? Lalu adakah tanda-tanda dari malam tersebut? Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk mendapatkan malam yang keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan.
Keutamaan Lailatul Qadar
Saudaraku, pada sepertiga terakhir dari bulan yang penuh berkah ini terdapat malam Lailatul Qadar, suatu malam yang dimuliakan oleh Allah melebihi malam-malam lainnya. Di antara kemuliaan malam tersebut adalah Allah mensifatinya dengan malam yang penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4)
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44] : 3-4). Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah malam lailatul qadar sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Qadar. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1)
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar [97] : 1)

Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar [97] : 3-5)

Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?
Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Terjadinya lailatul qadar di tujuh malam terakhir bulan ramadhan itu lebih memungkinkan sebagaimana hadits dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ - يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ - فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa. (HR. Muslim)

Dan yang memilih pendapat bahwa lailatul qadar adalah malam kedua puluh tujuh sebagaimana ditegaskan oleh Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu. Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari bahwa lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun. Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima tergantung kehendak dan hikmah Allah Ta’ala. Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.”  (HR. Bukhari) 

Catatan : Hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tentang terjadinya malam lailatul qadar di antaranya adalah agar terbedakan antara orang yang sungguh-sungguh untuk mencari malam tersebut dengan orang yang malas. Karena orang yang benar-benar ingin mendapatkan sesuatu tentu akan bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Hal ini juga sebagai rahmat Allah agar hamba memperbanyak amalan pada hari-hari tersebut dengan demikian mereka akan semakin bertambah dekat dengan-Nya dan akan memperoleh pahala yang amat banyak. Semoga Allah memudahkan kita memperoleh malam yang penuh keberkahan ini. Amin Ya Sami’ad Da’awat.

Tanda Malam Lailatul Qadar
[1] Udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi.  Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh /terpercaya)

[2] Malaikat menurunkan ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah, yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.
[3] Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
[4] Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim) (Lihat Shohih Fiqh Sunnah II/149-150)
Semoga Allah memudahkan kita untuk meraih malam tersebut. Amin Yaa Mujibas Saailin.

***
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

16 komentar:

  1. kelezatan beribadah pada saat itu dibanding hari lainnya. alangkah indahnya, andai kita menjadi orang yang beruntung itu

    BalasHapus
  2. Hanya orang-orang terpilih yang bisa melihat tanda-tandanya.

    BalasHapus
  3. pertamax gan . .biasanya kalo malam lailatul qadar tu gk ada angin berhembus

    BalasHapus
  4. semoga kita bisa mendapatkan keutamaan malam lailatul qadar sobat, malam yang lebih baik daripada 100 bulan..

    BalasHapus
  5. nah,,malam ini ne yang semua umat muslim ingin mendapatkannya..

    BalasHapus
  6. semoga kita bisa meraih keutamaan lailatul qodar sobat ... Aamiin.

    BalasHapus
  7. semoga kita mendapatkan malam itu ya sob..amin

    BalasHapus
  8. Maaf kawan, mau bertanya sedikit.. dari 3 buah kata ini :

    - AKLIHA
    - ASSYROBIHAA
    - UMIHA

    3 kata diatas menggunakan huruf "HA" yang mana2 saja? dan apa saja yah artinya?

    menggunakan HA dada (ھ/ﮫ) ataukah Ha Tenggorokan (ﺤ/ح)

    -Trima kasih atas jawabannya-

    BalasHapus
  9. @Unsoftmengenai tata penyebutan huruf hijaiyyah atw biasa dikenal dgn istilah Makhraj, antara (ھ/ﮫ) dan (ﺤ/ح) tentux beda.., tdk ada makhraj huruf yg penekakanx pd dada semua pengolahan bentuk bunyi berasal dr tenggorokan, perbedaanx gk bs dilukiskan dgn kata2 :).., tp (ھ/ﮫ) kedengaranx agak berat sedangkan (ﺤ/ح) kedengaranx seprrti apa ya hmmm.... :)

    btw soal bhs arab coba sobat kesini, http://kamus.javakedaton.com/

    BalasHapus
  10. Makasih sob sharingnya. Semoga kita bisa meraih keutamaan malam lailatul qodar, Amin :)

    BalasHapus
  11. dikatan malam seribu bulan, beruntung sekali ya sob manusia yang bisa menjumpai malam itu, semoga kita semua bisa mendapatkannya meskipun dengan keterbatasan upaya ibadah kita, amin

    BalasHapus
  12. makasih artikelnya bermanfaat sekali :)

    BalasHapus
  13. artikel yang sangat bermanfaat gan bisa menambah pengetahuan dan ke imanan kita. salam kenal.

    BalasHapus
  14. menyimak dulu, ini pembahasan yang serius

    BalasHapus
  15. Maaf OTT,
    Teruntuk semua Sobat Muro’i El-Barezy, diri ini hanyalah manusia biasa yang tak luput dari segala khilaf dan dosa serta prasangka. Di penghujung bulan yang penuh berkah ini saya selaku Admin blog Muro’i El-Barezy, memohon maaf atas perkataan lewat tulisan baik yang disengaja maupun tidak. Semoga amal ibadah kita di bulan yang penuh berkah ini diterima oleh Nya dan semoga kita kembali di pertemukan dengan bulan yang penuh berkah ini.
    Selamat hari raya Idul Fitri 1433 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
    تَقَبَلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
    Semoga Allah menerima segala amal ibad kita. Amin.

    BalasHapus