Home » » Cara Melunasi Hutang Puasa Orang Yang Sudah Meninggal. Bag. 1

Cara Melunasi Hutang Puasa Orang Yang Sudah Meninggal. Bag. 1

Hutang Puasa Orang Yang Sudah Meninggal

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum

Saya ingin menanyakan:

1. Apa benar seseorang yang telah meninggal dunia dan masih memiliki utang puasa maka hutang puasanya harus dipuasakan oleh ahli warisnya?

2. Bagaimana ahli warisnya tahu berapa banyak utang puasa tersebut?

Terima kasih.

Dari: Erlina

Jawaban:
Wa’alaikumussalam

Bismillah was shalatu was salamu ‘alaa rasulillah

Ulama berbeda pendapat, ketika ada orang yang meninggal namun belum melunasi utang puasa Ramadhan. Apakah dipuasakan ataukah diganti dengan sedekah?

Pendapat pertama:
Keluarganya, baik anak maupun saudaranya wajib membayar puasa qadha atas nama orang yang meninggal. Baik itu puasa Ramadhan mapun puasa nadzar. Ini merupakan pendapat Madzhab Syafi’iyah dan pendapat Ibnu Hazm.

Mereka berdalil dengan hadis dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من مات وعليه صيام  صام عنه وليُّه

“Siapa yang mati dan masih punya utang puasa maka dipuasakan oleh walinya (kerabatnya).” (HR. Bukhari 1952 dan Muslim 1147)

Mengingat lafadz hadis ini umum maka kewajiban qadha tersebut berlaku umum.

Pendapat kedua:
Jika utangnya adalah puasa Ramadhan, maka tidak perlu dipuasakan atas nama orang yang meninggal, tapi cukup diganti dengan fidyah. Karena kewajiban mempuasakan atas nama orang yang meninggal hanya untuk utang puasa karena nadzar dan bukan utang puasa Ramadhan. Ini merupakan pendapat para ulama Madzhab Hambali sebagaimana keterangan dari Imam Ahmad bin Hambal.

Dalam Masail Imam Ahmad, riwayat Abu Daud, beliau mengatakan:

سمعت أحمد بن حنبل قال: لا يُصامُ عن الميِّت إلاَّ في النَّذر، قُلْتُ لِأَحْمَدَ: فَشَهْرُ رَمَضَانَ؟ قَالَ: يُطْعَمُ عَنْهُ

“Saya mendengar Ahmad bin Hambal berkata, ‘Tidak boleh dipuasakan atas nama mayit kecuali puasa nadzar.’ Aku (Abu Daud) tanyakan kepada Ahmad, ‘Bagaimana dengan utang puasa Ramadhan?’ beliau menjawab, ‘diganti fidyah’.” (Al-Masail Imam Ahmad, riwayat Abu Daud, Hal. 96).

Mereka berdalil dengan banyak riwayat tentang qadha puasa untuk orang yang meninggal, dan menegaskan bahwa yang wajib diqadhakan atas nama mayit adalah puasa nadzar dan bukan puasa Ramadhan.

SDGSDGDFDDFGDFGDMeninggal Dunia Masih Memiliki Hutang Puasa Ramadhan

PertanyaanInsya Allah Bersambung


30 komentar:

  1. artikel yang bermanfaat sobat, trims sharingnya...

    berkunjung di blog ini serasa sejuk dengan warna biru dan putih langit, sesuai dengan nama blognya...

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Setahu saya, sbgmna tertulis dlm kitab2 fiqih madzhab Syafi'i, ahli waris tidak WAJIB mempuasakan, tetapi BOLEH mempuasakan. Yg berarti, ahli waris boleh memilih antara mempuasakan atau membayar fidyah. Mohon penjelasan dan referensi literatur syafi'iyahnya. Makasih byk dan slm ukhuwah

    BalasHapus
  4. assalamualaikum
    maaf saya ijin bertanya
    maksud hutang puasa itu hutang membayar untuk menggenapkan sebulan atau puasa yang terlewat dari keluarga yang sudah meninggal

    BalasHapus
  5. baru tau, musti di bayar sama keluarganya yah kalo org yg sdah meninggal masi pnya utang puasa..

    BalasHapus
  6. kalo dari dua pendapat itu kita boleh milih, saya sepakat pakai fidyah saja. tapi kalo puasa nadzar, nggak bisa ya pake fidyah?

    BalasHapus
  7. Sip, sob! Kalo menghajikan orang tua yg udah meninggal hukumnya gimana, tuh?

    BalasHapus
  8. aq baru tau,gmna klo walinya ga tau apakah org yg mnggl itu ada utang puasa

    BalasHapus
  9. @Irham Sya'ronisesuai dgn isi dr artikel diatas bhw mahdzab syafi'i berpedapat, sbb:

    'WAJIB membayar puasa qadha atas nama orang yang meninggal. Baik itu puasa Ramadhan mapun puasa nadzar'.

    coba sobat sesuaikan komentar sobat dgn artikel diatas, apakah sdh sesuai atw blom..??? :)

    mf sy ulangi sekali lg..

    mahdzab syafi'i berpedapat, sbb:

    'WAJIB membayar puasa qadha atas nama orang yang meninggal. Baik itu puasa Ramadhan mapun puasa nadzar'.

    sy gk bs berkomentar lbh bnyk cz tulisan diatas msh ada bag. 2nya, jd tunggu aja ya bag.2

    barakallahu fiikum :)

    BalasHapus
  10. @fajar_p_kwa'alaykumsalam warohmatullah...

    contohx gini sob,

    sy puasa pd tahun ini, belum genap satu bulan puasa tiba2 sy meninggal, tp sy sempat puasa selama 20 hr., sisa dr puasa yg 10 hr itu lah yg disebut dgn utang puasa.

    jd keluarga pny tanggungan utang puasa 10 hr. selanjutx gk ada lagi..

    smg bs dipahami.., klo penjelasan sy kurang jelas bs ditanyakan kembali..

    barakallahu fiikum. :)

    BalasHapus
  11. @eksakinsya Allah akan datang pembahasannya.., :)

    BalasHapus
  12. @yathiklo gk tau gk usah dikerjakan.., wallahu a'lam... :)

    BalasHapus
  13. yoo.. trima kasih informasinya... saya juga ada hutang waktu dulu2... :D

    BalasHapus
  14. Ehm gitu, jadi puas bacanya kalau disertai dengan dasar-dasar. Terima Kasih buat sobat yg telah share bermanfaat ini.

    BalasHapus
  15. izin membawa pulang untuk menjadi materi majalah diding remaja masjid.. :)

    BalasHapus
  16. wahhh terimakasih banyak mas.. walau ada khilafah di antara pendapat.. menurut saya sah sah saja :) terimakasih sekali lagi atas artikelnya :)

    BalasHapus
  17. Selama ini saya tahunya keluarga membayarkan fidyah. Ternyata menurut madzhab syafi'i, keluarga harus membayarkan puasa si almarhum/mah ya..TFS ya sob:)

    BalasHapus
  18. Say sudah baca bagian 2 nya dari sumber situsnya langsung, yaitu: http://www.konsultasisyariah.com/meninggal-masih-punya-hutang-puasa-ramadhan/#axzz20l4TZox5. Yg ingin saya tanyakan, benarkah pendpaat madzhab Syafi'i adalah MEWAJIBKAN Qadha'? Karena semua kitab madzhab syafi'i, misalnya kitab Bajuri, I'anah, dll menyebutkan BOLEH diganti fidyah, BOLEH juga diqadha'. Namun diantara dua pilihan itu, yg lebih baik adalah Qadha'.
    karena itulah dari artikel di atas, saya terbersit keingintahuan skligus juga tabayyun, di kitab apa dan halaman berpakah madzhab Syafi'i MEWAJIBKAN qadha'?
    Maaf, saay sekadar ingin klarifikasi sebatas persaudaraan dan dlm ranah keilmuan saja. Salam ukhuwah dan selamat menyambut Ramadhan yg penuh berkah.

    BalasHapus
  19. setahu saya pendapat imam syafii sebagai berikut:
    1. Qaul Jadid : Tidak diperbolehkan menqadla' secara mutlak tetapi harus membayar fidyah JIKA ada TIRKAH ( harta peninggalan mayat).
    2. Qaul Qadim : BOLEH MENGQADLA'. Dengan perincian yakni: JIka ada TIRKAH wajib mengqadla' atau membayar fidyah (ada option). Dan jika TIDAK ADA TIRKAH maka hukumnya SUNNAH mengqadla' atau membayar fidyah. Inilah pendapat syafiiyyah yang dibenarkan dan dijadiak pedoman oleh pengikutnya diantaranya imam nawawi (fathul muin)
    Sedangkan hadits :
    من مات وعليه صيام صام عنه وليُّه
    ini adalah hadits sebagai dalil DIPERBOLEHKANNYA MENGQADLA' (sebagaimana qaul qadim diatas) bukan dalil WAJIBNYA MENGQADLA' orang yang meninggal dunia ( ianatuth Tholibin juz 2)mohon koreksi>SALAM UKHUWAH.

    BalasHapus
  20. hadir ke kelas lagi nih.. :D blajar kembali.. :D

    BalasHapus
  21. @Irham Sya'roniklo sy bacax dgn berprsangka baik kpd Ust. Ustadz Ammi Nur Baits dan situs Konsultasi Syariah bhw tidak terjadi kesalahan dalam menukil, klo pun terjadi kesalahan dlm menukil insya Allah langsng di koreksi sama ust. Ammi Nur Baits atw situs Konsultasi Syariah.

    Wallahu a'lam *smile

    BalasHapus
  22. @Lentera Langit Kalau saya sempat berpouasa 20 hari, berarti tanggungan hutang saya 10 hari, lalu bagaimana kalau saya hanya sempat berpuasa 1 hari? Apakah tanggungan keluarga atas hutang puasa saya adalah 29 hari? :)

    BalasHapus
  23. @Irham Sya'roniAnda benar sy salah...!,jazakallahu khoiran ats koreksix sob..., :)

    BalasHapus
  24. @Lentera Langit Bukan masalah benar atau salah, Mas. Yg penting kan bsa belajar bersama, berdiskusi, dan saling tawashaw bil-haqqi. Benar bgtu kan, Mas? Marhaban ya Ramadhan..

    BalasHapus